Jumat, 10 Oktober 2008

Pembalap Jatim Terbantai di Kejurnas IV Motorprix


Pembalap tuan rumah yang tergabung dalam tim Pengprop IMI Jatim gagal meraih target yang dibebankan. Menembus tiga besar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Motorprix Pertamina Enduro 4T Racing region II putaran IV di Park Sirkuit Kenjeran, Minggu (10/6). Dari 10 pembalap yang diturunkan di kelas seeded, hanya dua pembalap yang mampu menembus 10 besar nasional. Di kelas MP2 adalah Fendrik Alam di posisi ke-6 dan Cansa Edux di posisi 10. 

"Saya tidak kecewa dengan hasil Kejurnas ini, meski Fendrik dan Cansa cuma mampu masuk 10 besar kelas MP2. Sebab resiko dalam balapan hanya dua, kalah atau menang. Namun yang terpenting kekalahan tim Jatim bukan lantaran skill pembalap, tapi lebih diakibatkan oleh faktor teknologi motor," kata Ketua Pengprop IMI Jatim, Anton H Abdullah.

Komentar Anton yang mantan pereli nasional itu dibenarkan oleh Kasie roda dua, Franky Laurens. Menurut mantan kroser nasional ini, kegagalan tim Jatim dalam Kejurnas region II putaran IV lebih disebabkan oleh faktor teknologi motor. Itu dapat dilihat dari motor yang ditunggangi setiap peserta. Para pembalap Jatim saat berlaga menggunakan motor standar hasil tune-up mekanik Pengprov, sementara para pembalap yang masuk lima besar adalah pembalap dengan motor yang disetting oleh komputer. Sehingga motor-motor pembalap lima besar dalam kondisi mesin yang sangat sempurna. Selain itu motor-motor mereka adalah motor standart balap yang harganya di atas Rp 175 juta, karena disponsori oleh pabrikan besar.

Duet pembalap Harlan Fadillah (DKI) dan Hokky Krisdianto (DIY), misalnya. Keduanya dalam pertarungan di seri Kejurnas disponsori oleh pabrikan motor Yamaha dan pelumas Petronas, sehingga sangat memalukan sekali jika keduanya tak mampu berkibar dalam persaingan kelas.

Karena itu, Franky meminta hendaknya Pengurus Pusat IMI sesegera mungkin mengeluarkan sebuah aturan, yang sifatnya untuk menjaga sikap sportivitas persaingan. Misalnya, menetapkan aturan kelayakan motor yang berhak tampil dalam kejurnas dibatasi cuma motor-motor standar yang dimodifikasi secara manual. Sedangkan pembalap yang turun dengan motor-motor produk pabrikan yang penuh kental teknologi canggih, diadu dengan pembalap yang berkendaraan sama.

"Jika PP tidak mampu mengeluarkan aturan tentang klasifikasi motor agar persaingan menjadi sportif, saya yakin seribu persen sampai kapan pun waktunya tidak akan ada pembalap daerah yang mampu berkibar dalam kejurnas. Sehingga jangan salahkan para pengurus Pengprov IMI sebagai kambing hitam tak mampu melakukan pembinaan," ujarnya.

Kendati demikian, dalam pertempuran di Sirkuit Park Kenjeran itu, permbalap Harlan Fadillah itu cuma mampu memboyong predikat juara kelas MP1 bebek 110cc tune-up seeded. Sedangkan di kelas MP2 bebek 125cc tune-up seeded, mantan juara nasional 2006 gagal berkibar, karena terjungkal saat persaingan di race kedua. Predikat juara dicuri Hokky Kristianto.

Sedangkan pimpinan klasemen sementara hingga putaran III, Dedy Hermadi asal DIY, kali ini hanya berada di posisi ke-6 kelas MP1 dan ke-7 MP-2. Namun hasil kurang menggembirakan di Kenjeran ini tak mampu menggoyahkan posisinya di puncak klasemen sementara. Total poin Deddy hingga 4 putaran yang telah diselenggarakan ia telah membukukan 126 poin di MP1 dan 124 di MP2.
Dari hasil duel di Sirkuit park ini, posisi total poin Dedy terancam rekan sedaerahnya, Sudarmono yang kini menyodok di posisi kedua dengan nilai 107 poin untuk kelas MP1 dan 111 poin untuk MP2. @  

Detail Noken As Ducati



detail noken as sistem pneumatik nya ducati

Awal Sejarah Motor GP

Kejuaraan dunia untuk balap motor pertama kali di selenggarakan oleh Federation Internationale de Motocyclisme (FIM), pada tahun 1949. Pada saat itu secara tradisional telah di selenggarakan beberapa balapan di tiap even untuk berbagai kelas motor, berdasarkan kapasitas mesin, dan kelas untuk sidecars (motor bersespan). Kelas-kelas yang ada saat itu adalah 50cc, 125cc, 250cc, 350cc, dan 500cc untuk motor single seater, serta 350cc dan 500cc untuk motor sidecars. Memasuki tahun 1950-an dan sepanjang 1960-an, motor bermesin 4 tak mendominasi seluruh kelas. Pada akhir 1960-an, motor bermesin 2 tak mulai menguasai kelas-kelas kecil. Di tahun 1970-an motor bermesin 2 tak benar-benar menyingkirkan mesin-mesin 4 tak. Pada tahun 1979, Honda berusaha mengembalikan mesin 4 tak di kelas puncak dengan menurunkan motor NR500, namun proyek ini gagal, dan di tahun 1983 Honda bahkan meraih kemenangan dengan motor 500cc 2 tak miliknya. Pada tahun 1983, kelas 350cc akhirnya dihapuskan. Kelas 50cc kemudian digantikan oleh kelas 80cc di tahun 1984, tetapi kelas yang sering di dominasi oleh pembalap dari Spanyol dan Italia ini akhirnya ditiadakan pada tahun 1990. Kelas sidecars juga ditiadakan dari kejuaraan dunia di tahun 1990-an, menyisakan kelas 125cc, 250cc, dan kelas 500cc.

GP 500, kelas yang menjadi puncak balap motor Grand Prix, telah berubah secara dramatis pada tahun 2002. Dari pertengahan tahun 1970-an sampai 2001 kelas puncak dari balap GP ini dibatasi 4 silinder dan kapasitas mesin 500cc, baik jenis mesin 4 tak ataupun 2 tak. Akibatnya, yang mampu bertahan adalah mesin 2 tak, yang notabene menghasilkan tenaga dan akselerasi yang lebih besar. Pada tahun 2002 sampai 2006 untuk pertama kalinya pabrikan di ijinkan untuk memperbesar kapasitas total mesin khusus untuk mesin 4 tak menjadi maksimum 990cc,dan berubah menjadi 800cc di musim 2007.pabrikan juga diberi kebebasan untuk memilih jumlah silinder yang digunakan antara tiga sampai enam dengan batas berat tertentu. Dengan di bolehkannya motor 4 tak ber-cc besar tersebut, kelas GP 500 diubah namanya menjadi MotoGP. Setelah tahun 2003 tidak ada lagi mesin 2 tak yang turun di kelas MotoGP. Untuk kelas 125cc dan 250cc secara khusus masih menggunakan mesin 2 tak.

Balap untuk kelas MotoGP saat ini diselenggarakan sebanyak 18 seri di 15 negara yang berbeda (Spanyol menggelar 3 seri balapan). Balapan biasa di gelar setiap akhir pekan dengan beberapa tahap. Hari Jum’at di gelar latihan bebas dan latihan resmi pertama, kemudian hari Sabtu dilaksanakan latihan resmi kedua dan QTT, dimana para pembalap berusaha membuat catatan waktu terbaik untuk menentukan posisi start mereka. Balapan sendiri digelar pada hari Minggu, meskipun ada seri yang digelar hari Sabtu yaitu di Belanda dan Qatar. Grid (baris posisi start) terdiri dari 3 pembalap perbaris dan biasanya setiap seri balap diikuti oleh sekitar 20 pembalap. Balapan dilaksanakan selama sekitar 45 menit dan pembalap berlomba sepanjang jumlah putaran yang ditentukan, tanpa masuk pit untuk mengganti ban atau mengisi bahan bakar. Balapan akan diulang jika terjadi kecelakaan fatal di awal balapan. Susunan grid tidak berubah sesuai hasil kualifikasi. Pembalap boleh masuk pit jika hanya untuk mengganti motor karena hujan saat balapan.

In memoriam of Daijiro Kato





Awal karir balapnya dimulai sejak ia berumur 3 tahun. Pada tahun 1979, itu ia telah berlatih mengendarai motor pocket bike dan di usia 5 tahun ia telah mengikuti kejuaraan balap pocket bike bahkan sering menjadi juara. Saat usia 11 tahun ia mulai berlomba dengan mengendarai motor minibike, dan berhasil menjuarai semua kelas yang dilombakan di daerahnya.'

Tahun 1998 Ia turun di GP 250 cc di GP Jepang sebagai pembalap wild card, dan berhasil menjuarainya. Pada tahun 2000 ia mengikuti GP 250 cc secara penuh dengan bergabung dalam tim Axo Honda Gresini. Hasilnya, ia berhasil menduduki peringkat 3 dunia dikelas tersebut dengan 259 poin dan 4 kali juara seri yaitu di sirkuit Suzuka (Jepang), sirkuit Estoril (Portugal), sirkuit Nelson Piquet (Brasil), dan sirkuit Motegi (Jepang).

Pada tahun 2001, dengan bergabung dengan tim Telefonica Movistar Honda dan mengendarai Honda NSR 250 pembalap bernomor 74 ini, meraih gelar juara dunia GP 250 cc. Ia meraih 11 kemenangan dari 16 seri yang dilombakan dan merebut 322 poin. Tahun 2002 ia pindah ke kelas MotoGP, bergabung dengan tim Fortuna Honda Gresini dan mengendarai Honda NSR 500 ia mampu menyaingi pembalap pabrikan Honda dan pabrikan lainnya yang menggunakan motor 4 tak 990 cc. Di pertengahan musim ia mendapat jatah Honda RC211V 4 tak 990 cc, dan langsung meraih posisi kedua di sirkuit Brno GP Ceko.

Musim 2003 ia membalap dalam tim yang sama dengan sponsor baru Telefonica Movistar dan turun penuh dengan RC211V. Sayang pembalap yang menjadi harapan Jepang untuk menjadi juara dunia pertama asal Jepang ini, tewas setelah mengalami kecelakaan dahsyat yang terjadi pada seri pertama MotoGP 2003 baru berjalan. Tragis, ia tewas setelah motor RC211V yang dikendarainya menabrak dinding pembatas lintasan dan hancur berkeping-keping di depan fansnya sendiri, di lap keempat GP Jepang pada tanggal 6 April 2003. Ia sempat bertahan hidup dan dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis dengan menggunakan helikopter. Berita kematian juara dunia GP 250 cc tahun 2001 ini merebak pada tanggal 20 April 2003, dua minggu setelah GP Jepang. Ia meninggalkan istri, seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan yang lahir beberapa waktu sebelum kecelakaan naas itu terjadi.

Sejarah Klub Sepeda di Indonesia


Balap Sepeda sebetulnya sudah cukup lama dikenal di Indonesia, bahkan jauh sebelum Perang Dunia II sudah ada beberapa pembalap sepeda yang dibiayai oleh kaum pengusaha : seperti perusahaan Tropical, Triumph, Hima, Mansonia dan lain-lain. Mereka dapat dikategorikan sebagai pembalap sepeda profesional. Padahal waktu itu masih jaman penjajahan Belanda. Memang perkembangan olahraga Balap Sepeda cukup menguntungkan. waktu itu, khususnya kota Semarang menjadi pusat kegiatan Balap Sepeda. Oleh arsitek Ooiman dan Van Leuwen didirikanlah sebuah velodrome. Velodromen dalam bahasa Belanda disebut Wielerband, atau “Pias” dalam bahasa Indonesia. Pada jaman Jepang boleh dikatakan kegiatan Balap Sepeda terhenti. Baru ketika kemerdekaan diproklamasikan, para penggemar Balap Sepeda kembali mencoba mempopulerkan. Meski belum terorganisir dalam satu wadah, tetapi secara perseorangan kegiatan olahraga Balap Sepda nampak berkembang kembali. Sebagai contoh terbukti ketika PON II/1951 berlangusng di Jakarta, Balap Sepeda termasuk cabang olahraga yang diperlombakan.

Kamis, 09 Oktober 2008

Sejarah Vespa

SEJARAH vespa dimulai lebih dari seabad silam, tepatnya 1884. Adalah Enrico Piaggio, pengusaha muda berdarah Italia, yang memulai usahanya di bidang pesawat terbang. Dua puluh tahun kemudian, usahanya itu bangkrut. Namun, Piaggio pantang menyerah. Ia mulai merancang industri alat transportasi dengan alternatif kendaraan niaga ringan. Maka pada 1945, konstruksi alternatif tersebut ditemukan. Awalnya memang sebuah konsep sepeda motor berkerangka besi dengan lekuk membulat bagai terowong. Mengejutkan, ternyata bagian staternya dirancang dengan menggunakan komponen bom dan rodanya diambil dari roda pesawat tempur. Hasilnya, muncullah pertama kali produk motor dengan seri P108. Kendaraan ini berteknologi sederhana tetapi punya bentuk yang amat menarik, bagai binatang penyengat (lebah) karena bentuk kerangkanya. Akibat tampilannya itu, motor ini lebih sering dinyatakan sebagai Wespe atau Vespa, yang artinya memang binatang penyengat.

Suzuki Satria FU 2009 - Makin Mirip GSX-R 600


Saat melihat diskusi menarik antara guspur, arrow89 dan abonsapi ternyata bro Arrow89 memberikan link upload gambar Suzuki Satria FU 2009. Terlihat Suzuki Satria FU telah melakukan Facelift. Dimana Suzuki melakukan perubahan pada beberapa sektor. Antara lain winshield, Dashboard dan knalpot serta mengganti warna blok mesin-kopling dengan warna kuning. doff / Flat Gold Tujuanya tidak lain, yaitu memperkuat siluet mesin yang memang berukuran lumayan besar. Lampu depan terlihat sepereti yang ada pada Kawasaki Athlete. Tetapi sebenarnya model tersebut adalah meniru milik Suzuki GSX-R 600/750 K8. Ingat FU sekarang memiliki batok lampu yang mirip dengan Hayabusa K1. Sedangkan warna flat gold pada mesim membuat kesan dominan mesin di antara sasis. Hmm
Mesin Nggak Dirubah ? Ndak Masalah …
Mesin FU sejauh ini terasa masih mumpuni. Baik dari segi kapasitas dan performa rasanya masih sulit bagi pabrikan lain untuk menyainginya. Tidak masalah bila suzuki tidak melakukan update berarti pada mesin FU 2009 - selain melakukan perubahan warna (kosmetik) selain ditujukan untuk menjaga harga jual, mesin FU yang dirillis beberapa tahun kebelakang dirasa masi mumpuni, setidaknya jika sekedar untuk menghadapi Honda CS1 dan Jupie MX. Setidaknya untuk 2-3 tahun mendatang. So, kita nikmati saja FU yang semakin menjadi GSX-R …